sumber foto: metrosiantar
Meskipun merupakan taman nasional yang cukup kecil diantara taman-taman nasional lainnya, tetapi Taman Nasional Bukit Duabelas cocok untuk digunakan untuk penjelajahan alam Indonesia perbukitan. Memiliki luas yang hanya 60.500 hektar, taman ini baru dibangun di tahun 2000, yang tujuan utamanya adalah untuk pembangunan ulang hutan sekunder dan untuk melindungi rumah-rumah dari penduduk hutan yang dikenal dengan sebutan Kubu, yang kadang disebut juga dengan Suku Anak Dalam atau anak Rimba.
Para antropologi Eropa menyebut penduduk tersebut dengan sebutan Kubu atau bodoh, tetapi karena sebutan ini dirasa merendahkan, anggota dari suku ini menyebut diri mereka sebagai Orang Rimba. Bagian utara dari taman nasional ini umumnya adalah rimba, tetapi sisianya merupakan saluran tanah yang dahulunya pernah digunduli atau merupakan produksi hutan yang kini telah direboisasi dan diizinkan untuk kembali menjadi hutan hujan tropis. Taman Nasional Bukit Duabelas ini merupakan area paling penting sebagai penangkapan air untuk provinsi Jambi.
Bukit Duabelas merupakan taman dataran rendah dengan bentuk garis yang bergelombang. Dengan melakukan penjelajahan alam Indonesia perbukitan di tempat ini, wisatawan bisa melihat rumah dari beberapa hewan terancam punah yang dimiliki oleh Pulau Sumatera seperti, tapir, siamang, macan tutul, beruang matahari, kucing hutan, dan elang jambul ular. Tidak hanya terdapat hewan-hewan langka, taman nasional ini juga merupakan rumah dari beberapa tanaman yang terancam punah.
Orang rimba merupakan suku terpencil yang telah tinggal di sepanjang hutan-hutan ini selama bertahun-tahun dan telah berlanjut untuk hidup dalam kehidupan sederhana dari alam. Ada beberapa teori dan legenda terhadap siapa mereka sesungguhnya dan dari mana mereka berasal. Satu cerita yang berhubungan dengan mereka adalah ketika Sultan Palembang memiliki permusuhan yang terus-menerus berlangsung dengan Sultan Jambi, lalu Sultan Jambi meminta pertolongan dari Sultan Pagaruyung dari Sumatera Barat, yang lalu mengirimkan pasukannya ke Jambi. Dalam perjalanannya ke Jambi, kelompok pasukan dari Minangkabau ini kehilangan arah di hutan yang lebat dan tidak pernah menemukan jalan keluar. Mereka kemudian memutuskan untuk tinggal dalam kehidupan sederhana di hutan Jambi.
Cerita lain menyebutkan bahwa Orang Rimba dahulunya merupakan bajak laut dari Samudra Hindia, yang mengungsi ke hutan hujan ini. Namun, entolog lain percaya bahwa Orang Rimba merupakan Wedoid yang serupa dengan penduduk yang tinggal di anak benua Hindia selatan, yang bisa dikenal dengan postur mereka yang tinggi, rambut keriting, kulitnya agak gelap dan sepasang mata yang mendalam. Orang-orang ini mungkin merupakan pasukan atau tentara bayaran yang diminta oleh Sultan Jambi untuk menyerang Sultan Palembang, yang kemudian berhasil menetap dan beradaptasi dengan kawasannya.
Suku Anak Dalam atau Orang Rimba tinggal di dan dari hutan, dan bertahan dengan cara utama berburu, berkumpul, pertanian, dan memancing. Kini, sejumlah agen perjalanan di Jambi menawarkan perjalanan untuk mengunjungi suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi.
Temukan berbagai inspirasi tempat untuk melakukan penjelajahan alam Indonesia di SuperAdventure.co.id.
No comments:
Post a Comment