Tuesday, February 10, 2015

Perjalanan Penjelajahan Alam Bebas Ke Hutan Bakau di Bintan

penjelajahan alam bebas
sumber foto: indonesia.travel

Berada di barat daya dari area pariwisata Bintan Resorts yang luas, sangat dekat dengan perbatasan teradapat hutan bakau yang masih murni terbagi dengan kelokan dari sungai jernih, Sungai Sebung, yang menjadikan kawasan ini bisa dipilih untuk perjalanan penjelajahan bebas. Sungai yang memiliki panjang 6.8 kilometer ini memiliki hulu di danau bukit yang airnya dikumpulkan dari air hujan dan tidak berasal dari tanah seperti mata air.

Hutan bakau yang dahulunya pernah ditebang oleh warga lokal untuk mengumpulkan kayu untuk arang dan bahan bangunan kini telah ditinggalkan untuk dikembalikan dalam kondisi awalnya semenjak pihak pariwisata kini telah berjanji untuk menyonsung masa depan yang lebih baik melalui perlindungan dari hutan dan sungai. Terutama dengan lingkungan hidup yang dicari dan disukai oleh wisatawan yang mengunjungi daerah ini untuk mereka jelajahi.
Kini, wisatawan bisa naik perahu hampir dekat dengan hulu sungai dan merasakan penjelajahan alam bebas yang menegangkan kedua hutan bakau yang tropis. Wisatawan bisa melihat monyet, burung pekakak, berang-berang, ular pohon, dan bahkan ratusan kunang-kunang yang bisa menciptakan cahaya bersinar di malam hari, berkilai di antara semak-semak bagaikan pohon natal. Pada saat yang sama, wisatawan membantu tempat ini dalam melindungi lingkungan murni yang berharga ini dari penghancuran.

Hutan bakau melindungi pantai dari serangan Tsunami

Hutan bakau adalah tanaman yang sangat kuat dan fungsional. Tumbuh sebagaimana mereka berasal dari air laut menuju air segar dan payau atau umumnya air garam di antaranya, akarnya yang kuat menciptakan sistem pengolahan air alami secara efisien dengan menyerap nutrisi dari air. Para ahli memperkirakan bahwa 1 hektar dari hutan bakau memiliki fungsi sama dengan pengolahan air mekanik yang berharga sebesar $23.000 atau sekitar lebih dari Rp.291 juta.
Akarnya menyerap nutrisi dari air dan menciptakan pembibitan untuk ikan-ikan karang dan udang. Di saat yang sama, hutan bakau dikenal sebagai pelindung pantai dari serangan tsunami yang bisa menghancurkan daerahnya. Ombang yang datang dan pergi di Sungai Sebung membersihkan sungai dari sampah dan dedaunan yang mati dan menciptakan ekosistem air yang sehat dan bersih. Sungai Sebung memiliki 4 jenis hutan bakau. Jenis yang pertama adalah akar pensil Avicennia, yang kebanyakan bisa ditemukan di pantai berpasir yang bagaikan pensil bernapas di akar dan bunga kuning kecil. Jenis hutan ini memiliki toleransi terbesar untuk air garam.
Jenis selanjutnya adalah Stilt Roots Rhizophora. Akar panggungnya membuat arus bebas dari ombak dengan mengarahkannya dari atas daratan sambil terus memberikan perlindungan kepada pantai. Sedangkan jenis akar lutut Bruguiera ditemukan di daerah dengan campuran air garam dan air segar dan bisa tumbuh hingga ketinggian 30 meter, beberapa diantaranya memiliki bunga merah yang cantik. Jenis terakhir adalan akar pita Xylocarpus yang utamanya berada di air tawar. Pohon ini bisa membawa buah yang seukuran bola sepak. Kehidupan liar dari tempat perjalanan penjelajahan alam bebas ini telah membuat hutan bakau di Sungai Sebung menjadi habitat dari kera, yang kebanyakan merupakan jenis daun perak, yang bisa dikenal berkat wajahnya yang hitam dengan dilapisih warna putih.
 
Berbagai cerita mengenai penjelajahan alam bebas di Aswirman.

No comments:

Post a Comment