sumber foto: simplytraveling.wordpress
Hutan hujan di Indonesia menghadapi masalah penuaan. Setelah dilakukan penjelajahan alam bebas diketahui bahwa hutan hujan berharga lebih ketika mereka mati ketimbang hidup. Selama ratusan tahun, manusia telah menebang, dan membakar nilai dari pohon-pohon di hutan tersebut sampai jutaan acre dari kehidupan liar, diubah menjadi rumah, sawah, perkebunan, bahan bakar memasak dan kertas. Meskipun begitu, Indonesia masih memiliki 4 hutan hujan yang bisa dijadikan tempat penjelajahan alam bebas.
1. Mamberamo
Dibentuk dari lempengan yang terpisah dari Australia jutaan tahun yang lalu, Papua adalah pulau terbesar kedia di dunia setelah Greenland. Memiliki julukan, The Lost World, Memberano ada di bagian utara Papua yang juga merupakan wilayah sungai yang dengan indah dikelilingi oleh hutan lebat yang menutupi lebih dari 90 persen dari area cekungan. Memiliki luas hampir 8 hektar, ini merupakan aliran sungai yang mengirimkan air ke seluruh bagian utara dari Papua. Sebagai tambahan, ekosistem daerah ini mengandung kehidupan yang berkontribusi hingga sekitar 50 persen dari jumlah keanekaragaman hayati Indonesia.
Dibentuk dari lempengan yang terpisah dari Australia jutaan tahun yang lalu, Papua adalah pulau terbesar kedia di dunia setelah Greenland. Memiliki julukan, The Lost World, Memberano ada di bagian utara Papua yang juga merupakan wilayah sungai yang dengan indah dikelilingi oleh hutan lebat yang menutupi lebih dari 90 persen dari area cekungan. Memiliki luas hampir 8 hektar, ini merupakan aliran sungai yang mengirimkan air ke seluruh bagian utara dari Papua. Sebagai tambahan, ekosistem daerah ini mengandung kehidupan yang berkontribusi hingga sekitar 50 persen dari jumlah keanekaragaman hayati Indonesia.
2. Tangkoko
Taman Nasional Tangkoko membentang seluas 8.429 hektar dari hutan hujan tropis yang memukau dengan ekosistem yang komperhensif. Pengunjung bisa menjelajahi melalui hutan lebat, menyeburkan diri ke pantai dan menatap gunung berapi yang menjulang tinggi. Tempat ini merupakan tempat tinggal dari banyak primata, mamalia dan lebih dari 300 butuh yang mendiami kehidupan liar yang indah ini, termasuk primata paling lucu du dunia, tersier. Monyet mungil ini memiliki besar yang sama dengan jempol dan memiliki mata bulan yang besar. Yang membuat primata ini tambah lucu adalah primata ini adalah salah satu dari beberapa spesies yang berhubungan secara monogami.
Taman Nasional Tangkoko membentang seluas 8.429 hektar dari hutan hujan tropis yang memukau dengan ekosistem yang komperhensif. Pengunjung bisa menjelajahi melalui hutan lebat, menyeburkan diri ke pantai dan menatap gunung berapi yang menjulang tinggi. Tempat ini merupakan tempat tinggal dari banyak primata, mamalia dan lebih dari 300 butuh yang mendiami kehidupan liar yang indah ini, termasuk primata paling lucu du dunia, tersier. Monyet mungil ini memiliki besar yang sama dengan jempol dan memiliki mata bulan yang besar. Yang membuat primata ini tambah lucu adalah primata ini adalah salah satu dari beberapa spesies yang berhubungan secara monogami.
3. Tanjung Puting
Berlokasi di semenanjung selatan dari Kalimantan tengah, area yang dilindungi ini berada dekat dengan Laut Jawa dan menutupi secara luas 300.040 hektar dengan ratusan sungai. Sebagai hutan hujan terluas ketiga di dunia ini dan satu-satunya area dilindungi di Asia Tenggara yang memiliki ekosistem dataran banjit yang sangat luas. Peran duniawi dari Tanjung Puting sangat penting, dimana sebagai sumber oksigen yang juga menyediakan penyerapan karbon pada skala besar dan penyeimbangan iklim dunia. Sudah tidak heran kenapa daerah ini dijadikan Taman Nasional, Tanjung Puting juga menerima status sebagai cagar biosfer dan manusia dari UNESCO.
Berlokasi di semenanjung selatan dari Kalimantan tengah, area yang dilindungi ini berada dekat dengan Laut Jawa dan menutupi secara luas 300.040 hektar dengan ratusan sungai. Sebagai hutan hujan terluas ketiga di dunia ini dan satu-satunya area dilindungi di Asia Tenggara yang memiliki ekosistem dataran banjit yang sangat luas. Peran duniawi dari Tanjung Puting sangat penting, dimana sebagai sumber oksigen yang juga menyediakan penyerapan karbon pada skala besar dan penyeimbangan iklim dunia. Sudah tidak heran kenapa daerah ini dijadikan Taman Nasional, Tanjung Puting juga menerima status sebagai cagar biosfer dan manusia dari UNESCO.
4. Sebagau
Juga berlokasi di Kalimantan Tengah, Sebagau menerima status perlindungan penuh sebagai Taman Nasional 9 tahun lalu tepatnya pada tanggal 19 Oktober 2004. Dibatasi oleh Sungai Sebangau dan Sungai Katingan, Taman Nasional Sebangau tercatat memiliki kekayaan alami dari 106 spesies tumbuhan, 35 spesies mamalia, dan 116 spesies dari burung endemis Kalimantan. Tempat ini juga merupakan salah satu rumah beberapa habitat terakhir dari orang utan, sekitar 2.500 orang utan tinggal di tempat ini.
Juga berlokasi di Kalimantan Tengah, Sebagau menerima status perlindungan penuh sebagai Taman Nasional 9 tahun lalu tepatnya pada tanggal 19 Oktober 2004. Dibatasi oleh Sungai Sebangau dan Sungai Katingan, Taman Nasional Sebangau tercatat memiliki kekayaan alami dari 106 spesies tumbuhan, 35 spesies mamalia, dan 116 spesies dari burung endemis Kalimantan. Tempat ini juga merupakan salah satu rumah beberapa habitat terakhir dari orang utan, sekitar 2.500 orang utan tinggal di tempat ini.
Dapatkan informasi penjelajahan alam bebas di Aswirman.com.
No comments:
Post a Comment