sumber foto: bloomberg
Para peneliti menemukan hubungan antara suatu masalah anak usia dini yakni autis dengan polusi udara. Jika kabut asap yang bisa mengubah kondisi langit menjadi cokelat masih merupakan bukti yang belum cukup untuk menjadikannya masalah, banyak kota yang mempermasalahkan peringatan kualitas udara yang membuat mereka perlu mengingatkan penduduk untuk membatasi waktu mereka berada di luar ruangan, menutup rapat jendela dan menyalakan pendingin ruangan yang bisa menyaring polusi udara.
Bahaya pernapasan dari polusi udara sudah lama diketahui, tetapi masih belum jelas apa efek lain yang dimilikinya dan khususnya apa efek yang dimiliki terhadap bayi yang belum lahir dan anak usia dini. Sebuah penelitian yang dirilis pada 18 Juni 2013 di jurnal berjudul Environmental Health Perspectives menghubungkan polusi udara dengan resiko peningkatan autis. Ada 6 kandungan kimia yang ada di di dalam penelitian yang secara statistik memiliki hubungan yang jelas terhadap munculnya autis yang dikenal neurotoksin, atau yang diturunkan dari ibu ke bayi selama kehamilan.
Penelitian ini memperhatikan setiap anak yang lahir di 50 negara bagian di Amerika Serikat setelah tahun 1987, atau tahun pertama dari munculnya polusi udara, hingga tahun 2002. Dengan para peneliti mengatakan bahwa penelitian menghasilkan hasil yang kuat dengan memperlihatkan hubungan antara peningkatan dari munculnya gejala autis dengan polusi udara, khususnya polusi udara yang dihasilkan dari pembuangan kendaraan dalam kondisi lalu lintas yang macet, tetapi mereka tidak bisa menyembutkan faktor tunggal yang perlu bertanggung jawab pada peningkatan ini.
Data dari penelitian ini masih belum spesifik dalam menunjuk polusi udara jenis apa yang menyebabkan adanya hubungan dengan autis. Para peneliti merasa perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut. Hingga kini, para peneliti masih belum menemukan penyebab spesifik dari gejala autis. Mereka berpikir ini merupakan sebuah kombinasi dari beberapa faktor seperti usia orang tua, gen, dan faktor lingkungan. Penelitian ini berhasil mengidentifikan hanya satu faktor lingkungan tetapi para dokter menegaskan bahwa penelitian ini tidak memperlihatkan penyebab dari autis hanya peningkatan resiko saja.
Penelitian yang dilakukan pada 18 Juni bukanlah satu-satunya yang berhasil memunculkan pertanyaan mengenai pengaruh dari polusi udara yang ditumbulkan oleh asap kendaraan dalam keadaan macet. Sebuah penelitian yang dirilis pada 31 Mei, dalam jurnal yang sama memperhatikan pada elemen yang terdapat pada karbon yang dikaitkan dengan pembuangan pada kendaraan dalam keadaan macet kepada anak usia dini. Penelitian ini mengambil data dari kelompok yang tinggal kurang dari 400 meter dari jalan tol, atau lebih dari 1.500 meter lebih jauh. Hasil yang didapat adalah anak usia dini yang berada dekat jalan tol dan terkenal polusi udara kendaraan yang tinggi selama tahun pertamanya akan ada 70 persen dari anak tersebut yang akan menjadi hiperaktif ketika usianya memasuki usia 7 tahun.
Menurut penelitian, 11 persen dari populasi dari warga Amerika Serikat tinggal di sekitar 100 meter dari jalan besar dengan 4 jalur dan hampir 40 persen dari anak-anak yang pergi ke sekolah yang lokasinya di sekitar 400 meter dari jalan utama. Dengan menggabungkan kedua penelitan, dan ini merupakan permulaan dalam menjadi kenyaatan bahwa polusi udara dari kendaaraan memiliki pengaruh yang lebih besar kepada anak usia dini dari pada apa yang dikira. Faktor dari meningkatnya jumlah kendaraan dan kemacetan selama beberapa tahun terakhir, menjadi peringatan dan kewaspadaan yang perlu ditingkatkan untuk berpikir apa yang bisa disebabkan oleh peningkatan polusi udara kendaraan.
Berbagai informasi mengenai kesehatan anak usia dini di Aswirman.
No comments:
Post a Comment