sumber foto: triptrus
Semenjak awal milenium terakhir, pulau-pulau kecil dari Ternate dan Tidore di Moluccas merupakan satu-satunya sumber cengkeh di dunia, yang membuat mereka pantas menjadi lokasi untuk penjelajahan alam semesta Indonesia. Karena beberapa pedagang seperti dari India, Arab, Cina dan Jawa dahulunya menghubungungi pulau-pulau ini untuk membawa pulang kargo yang berharga yang akan menjual produk tersebut dalam harga sangat tinggi di Eropa dan negara timur.
Cengkeh, bersama dengan pala dan lawang yang berasal dari Kepulauan Banda pernah digunakan sebagai perasa dan pengawet makanan, sekaligus sebagai obat dan bahkan sebagai afrodisiak. Tetapi setelah perang salib, rute perdagangan ke Timur Jauh dihadang untuk pedagang Eropa, sehingga pedagang Portugis, Inggris dan Belanda bertekad untuk menemukan sendiri kepulauan cengkeh seperti yang ada di dongeng. Vasco da Gama pertama kali menemukan rute ke daerah Moluccas di tahun 1521 dan tiba di kepulauan cengkeh dari Ternate dan Tidore serta kepulauan Banda, lalu tempat-tempat ini menjadi satu-satunya sumber untuk pala dan lawang.
Ternate dan Tidore merupakan 2 pulau kecil yang terlihat hampir serupa, berada di bagian barat dari pulau besar dari Halmahera, kedua pulau ini hampir menghadap satu-sama-lain, keduanya terbentuk dari vulkanik yang muncul dari kedalaman Laut Maluku. Jika sebagaian besar dari Pulau Ternate didominasi oleh Gunung Gamalama, maka di Pulau Tidore, Gunung Kiemtabu merupakan yang menguasai sebagian besar dari luas pulau yang satu ini. Kini, kota Ternate merupakan ibu kota dari provinsi Maluku Utara, yang menjadi tempat tinggal dari 2/3 populasi dari kepulauan ini, yang didominasi oleh umat Muslim.
Di tempat ini, wisatawan bisa melakukan penjelajahan alam semesta Indonesia dengan mengunjungi peninggalan-peninggalan sejarah dan mengamati tradisi budaya lokal. Kota ini merupakan pusat yang modern dan sebuah tempat tinggal untuk melakukan aktivitas-aktivitas komersial di pulau. Kota ini memiliki pusat-pusat bisnis, tempat-tempat wisata sejarah, transportasi penghubung dan layanan pariwisata. Kota Ternate juga telah menjalani perkembangan untuk pembentukan kembali bangunan dan kerusakan struktur yang terjadi selama konflik antara umat Muslim dan Kristen di tahun 1999. Berkebalikan, merupakan pulau kecil dengan desa-desa kecil di sekitar pulaunya.
Bentang alam vulkanik dari Ternate telah memberikan pulaunya tanah yang subuh dan pantai-pantai dengan pasir hitam yang berkilau. Saat ini, di semua bagian dari pulau dihiasi oleh perahu berwarna-warni dalam bentuk yang berbeda-beda yang mengapung di atas air pirus dan dilindungi oleh pohon-pohon kelapa yang melambai-lambai oleh hempasan angin. Untuk pecinta wisata sejarah dan wisata kuliner Ternate memiliki beragam rasa dan sejarah kenikmatan yang akan memenuhi segala rasa lapar dari pengetahuan hingga keinginan untuk menikmati masakan-masakan lezat.
Dapatkan pilihan informasi lainnya tentang penjelajahan alam semesta Indonesia di Super Adventure.
No comments:
Post a Comment