Tuesday, February 24, 2015

Teknologi yang Digunakan Untuk Penjelajahan Samudra Dasar Laut

penjelajahan samudra
sumber foto: npr

Awalnya, manusia melakukan penjelajahan samudra dasar laut dari perahu yang mengapung di permukaan air. Tetapi untuk benar-benar memahami isi dalamnya, seseorang harus masuk ke dalamnya. Salah satu cara terbaik untuk merasakan kehidupan perairan adalah menggunakan kapal selam berawak. Salah satu kapal selam pertama di dunia bernama Alvin, yang diciptakan di tahun 1964. Alvin telah digunakan untuk melakukan lebih dari 4.400 penyelaman, termasuk penyelaman untuk menemukan bomb hidrogen yang hilang di Mediterania dan menjelajahi kehancuran kapal Titanic.


Kapal selam ini dipunyai oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dan dioperasikan oleh WHOI, yang bisa mengangkut 3 orang dalam perjalanan, 2 peneliti dan 1 nahkoda kapal dan perjalan menuju kedalaman laut sejauh 4.500 meter dalam penyelaman yang bisa bertahan selama 6 hingga 10 jam.

Belum lama ini sutradara dan produser film, James Cameron, mendapatkan perhatian dunia ketika melakukan perjalanan ke daerah terdalam dari Mariana Trench dalam kedalaman gua sejauh 10.9 kilometer menggunakan kapal selam yang ia juga bantu membuatnya bernama Deepsea Challanger. Manusia yang pernah melakukan perjalanan yang serupa adalah ketika Jacques Piccard dan letnan angkatan laut, Donald Walsh, mengendari kendaraan bernama Trieste di tempat tersebut di tahun 1960.

Meskipun begitu, beberapa aspek dari penjelajahan samudra lebih baik diserahkan ke robot. Kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh merupakan kapal tidak berawak yang dikendalikan oleh para ilmuwan dari atas kapal menggunakan kabel tambatan. Cara kerjanya adalah nahkoda mengirimkan perintah dan tenaga ke sebuah kendaraan bernama Medea, yang akan menyampaikan perintah tersebut ke robot kapal bernama Jason. Lalu Jason akan mengirimkan kembali data dan video siaran langsung ke kapal.

Kapal tidak berawah ini memiliki perlengkapan sonal, kamera video dan kamera tetap. Robot kapal Jason memiliki tangan manipulator untuk menyumpulkan contoh-contoh dari batu, endapan atau kehidupan samudra ketika kembali ke permukaan. Sebuah institusi bernama Monterey Bay Aquarium Research Institute di California memiliki 2 kapal robot serupa yakni Ventana dan Doc Ricketts, yang digunakan oleh para peneliti untuk melakukan survei gunung api di bawah laut dan informasi-informasi kehidupan laut yang belum terlihat.

Kendaraan bawah laut otonom atau AUV, merupakan kelas lain yang memiliki kelas sangat penting dari robot untuk menjelajahi samudra. Kendaraan-kendaraan ini bisa dinavigasi dari jarak sangat jauh dan mengumpulkan data ilmiah tanpa ada kendali manusia sedikit pun. AUV yang dimiliki oleh WHOI, Sentry, bisa melakukan surei pada pertengahan samudra atau menjelajahi dasar laut, menuruni kedalaman laut sejauh 6.00 meter. Kendaraan ini bisa menghasilkan peta detil dari dasar laut menggunakan sonar dan mengambil foto dari pegunungan di tengah laut dan celah dalam laut dan rembesan dingin atau daerah dimana kaya akan cairan metana dan kayak akan sulfida yang bocor dari dasar laut.

AUV juga bisa mengukur karakteristik fisik dari samudra, seperti suhu, salinitas dan oksigen terlarut. Kini para teknisi sedang membangun kendaran robot hibrida, seperti Nereus yang dimiliki oleh WHOI, yang bisa berfungsi sebagai kendaraan yang dioperasi dari jarak jauh atau kendaraan bawah laut otonom. Misi pertama Nereus adalah menjelajahi Challanger Deep, regangan paling dalam dari Mariana Trench.

Berbagai informasi mengenai penjelajahan samudra dasar laut di Super Adventure.

No comments:

Post a Comment