sumber foto: wisegeek
Lantai atau bagian dasar samudra merupakan rumah dari banyakya tumbuhan dan binatang yang termasuk ke dalam golongan komunitas yang unik. Kebanyakan dari ekosistem perairan berada dekat dengan permukaan air, seperti yang terdapat di Great Barrier Reef, yang merupakan sebuah formasi karang sejauh 2.000 km dari pantai timur laut Australia dari pemantauan penjelajahan samudra. Terumbu jarang, seperti banyaknya semua komunitas mahkluk hidup yang kompleks, bergantung kepada tenaga surya untuk pertumbuhannya atau fotosintesis.
Namun, tenaga matahari menembus dengan kekuatan terbesar hanya sekitar 300 meter di bawah permuakaan air. Penembusan yang dangkal dari tenaga surya dan penenggelaman dari kedinginan, air subpolar bergabung untuk membuat kebanyakan dari lantai dalam samudra menjadi sebuah lingkungan dingin dengan beberapa bentuk kehidupan. Di tahun 1977, para ilmuan menemukan sumber air panas di kedalaman 2.5 km, di keretakan Galapagos, di pantai dari Ekuador. Penemuan menggembirakan ini bukan merupakan sebuah kejutan.
Sejak awal tahun 1970an, ilmuwan telah memperkirakan adanya sumber air panas yang seharusnya diemukan pada pusat penyebaran aktif besama dengan pegunungan di tengah samudra, dimana magma yang berada di suhu lebih dari 1.000 derajat celcius, diduga telah meletus untuk membentuk kerak samudra baru. Ini merupakan hal yang lebih menyenangkan, karena ini merupakan hal yang di luar perkiraan, yang ditemukan dari kehidupan laut yang melimpah dan tidak biasa, cacing pipa raksasa, kerang besar, dan kerang, yang terbawa di sekitar air panas tersebut.
Sejak tahun 1977, sumber air panas lainnya dan kehidupan laut yang terkait telah ditemukan pada beberapa titik bersamaan dengan pegunungan di tengah samudra, yang kebanyakan di ketinggian di pasifik timur. Air yang berada di sekitar sumber-suber air panas samudra dalam ini, yang bisa dianggap panas karena bersuhu 380 derajat celcius, merupakan tempat tinggal dari ekosistem yang unik. Penelitian yang detil telah menunjukkan bahwa bakteri hidrogen sulfida-oksidasi, yang hidup secara simbolik dengan organisme yang lebih besar, membentuk dasar dari rantai makanan ekosistem ini. Sulfida hidrogen ini, atau H2S yang merupakan udara yang baunya menyerupai telor busuk, dibutuhkan oleh bakteri-bakteri ini untuk hidup yang mengandung udara volcanik yang keluar dari sumber air panas.
Kebanyakan dari sulful ini datang dari bagian dalam bumi, sebagian kecilnya atau kurang dari 15 persen diciptakan oleh reaksi kimua dari kehadiran sulfat di air lait. Lalu sumber energi yang mengandung ekosistem dalam samudra bukanlah dari sinar matahari melainkan dari tenaga dari reaksi kimia. Tetapi cerita dari sumber energi penahan hidup di dasar laut masih belum terungkap. Di akhir tahun 1980an, ilmuwan mencatat keberadaan cahaya redup di beberapa ventilasi panas bumi, yang merupakan target dari penelitian intensif saat ini.
Kemunculan cahaya alami di dasar laut yang gelap telah memberikan perbedaan yang luar biasa, karena ini bararti fotosintesis mungkin bisa terjadi pada ventilasi panas bumi di laut yang dalam. Lalu beberapa dasar dari rantai makanan ekosistem laut dalam kemungkinan meliputi kedua chemosynthetic dan mungkin dalam jumlah kecil dari bakteri fotosintetik. Ilmuwan dari penjelajahan samudra bahwa ekosistem sumber air panas dengan bantuan kapal selam laut dalam pertama yang bernama Alvin.
Alasan penting dilakukannya penjelajahan samudra di Aswirman.com.
No comments:
Post a Comment